My Blogs

Menggapai Ilmu Setinggi Langit...


Perbandingan NX90 dengan notebook 14 inchi


Asus telah merilis sebuah notebook dengan dimensi cukup besar. Produk ini juga memiliki desain, serta fitur yang diklaim membuatnya layak disebut sebagai komputer jinjing multimedia terbaik dengan desain unik.

 


Penampilan yang Serba Waahh..

Asus NX90 memiliki tampilan yang serba wah. Mulai dari ukurannya, desain, hingga bahan yang digunakan membuat setiap orang yang melihatnya begitu penasaran dengan notebook ini. Ketika dibuka, wow.. layarnya widescreen dengan rasio 16:9 berukuran 18,8 inchi ini, dikepung dua buah speaker besar. Oke, sekarang mari kita ulas satu persatu 'anggota tubuh' produk ini.

Dari luar, tampilan NX90 memang cukup unik karena didominasi oleh bahan almunium yang berkilau. Asus sendiri mengklaim bahwa produk ini adalah satu-satunya notebook yang menggunakan bahan seperti yang telah disebutkan di atas.



Selain berbahan almunium dengan krom, yang membedakan produk ini dengan kebanyakan notebook lain adalah penempatan touchpad  hingga 2 buah. Ya, Asus NX90 memiliki satu buah touchpad di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiri dengan ukuran yang sama. Entah apa kegunaan touchpad kedua pada produk ini.

Meski berbalut almunium, namun NX90 tidak terasa panas meski digunakan seharian. Hebatnya lagi, kipas pendingin pun hampir tidak terdengar. Sunyi, namun sangat efektif mengusir panas.

Asus merancang keyboard NX90 dengan cukup jeli. Tampilannya begitu selaras, serta dilengkapi beberapa tombol tambahan seperti volume, pengatur tingkat kecerahan layar, tombol power, dan tombol untuk mengeluarkan kepingan DVD/Blu-Ray.



Hal unik lainnya adalah, penempatan dua sisi speaker yang berada pada tepian layar. Jelas sekali Asus coba menonjolkan kualitas audio NX90. Apa lagi ada embel-embel Audio by Bang & Olufsen ICEpower pada bagian sudut kiri atas.

ICEpower sendiri merupakan penyedia amplifier yang fokus pada musik akustik. Kerjasama Asus dengan Bang & Olufsen ICEpower menciptakan sebuah standar audio baru di ranah notebook yang bernama SonicMaster technology, yang konon sangat merdu untuk mendengarkan lagi bernuansa klasik, orkestra, dan pastinya akustik.



Performa Audio dan Video

Setelah cukup puas dengan dengan tampilannya, kini saatnya menguji performa Asus NX 90. Produk ini memiliki spesifikasi yang tergolong mewah, misal Intel Core i7 720QM, memory DDR3 6GB dan kartu grafis Nvidia GeForce GT 335M.

Menjalankan film High Definition (HD) pastinya bukan masalah besar bagi produk ini, begitu pun ketika digunakan untuk olah gambar dan video. Asus NX 90 mampu melakukannya dengan sangat mudah tanpa ada masalah. Lantas bagaimana dengan game?

Untuk menguji seberapa jauh kemampuannya, dicoba untuk memainkan beberapa game seperti CoD Black Ops dan Spider-Man: Shattered Dimensions. Khusus untuk Black Ops, tampaknya Asus NX90 tampaknya cukup kewalahan untuk memainkannya, sedangkan  Shattered Dimensions dapat dilahapnya dengan mudah meski di resolusi tinggi sekali pun.

Lalu bagaimana dengan performa audio yang dibanggakan? Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ICEpower jagonya mengolah musik akustik, begitu pun dengan kemampuan Asus NX90. Ketika digunakan untuk memutar lagi klasik, orksestra, atau klasik kualitasnya begitu menakjubkan.

Suara yang keluar terdengar sangat detail, dengan kedalaman yang cukup baik. Ditambah lagi keluaran stereo yang begitu presisi, bisa membawa penggunanya seakan tengah berada di dalam acara konser.

Namun berbanding terbalik jika untuk mendengarkan musik Jazz, atau ajeb-ajeb yang banyak didominasi oleh suara bass. Reproduksi nada rendah pada notebook ini sangat buruk, terdengar cempreng dan kurang bertenaga. Namun cukup dimaklumi mengingat Asus NX90 memang tidak rancang untuk jenis musik tersebut.

Urusan film, keluaran suaranya terdengar cukup baik. Terutama pada bagian percakapan, dan dibeberapa adegan lainnya. Meski demikian, tidak dipungkiri jika efek ledakan terdengar serta suara lain dengan nada rendah terasa kurang enak didengar. Sedikit mengecewakan, mengingat produk sudah memiliki spesifikasi yang luar biasa.



Kesimpulannya, sebagai laptop multimedia performa Asus NX 90 memang sedikit mengecewakan. Selain keluaran suara yang kurang enak di dengar untuk film, layar yang digunakan pun terlihat mudah memantul gambar. Terlebih lagi produk ini juga memiliki contrast rasio sebesar 288:1, hampir 3 kali lipat lebih kecil dari kebanyakan LCD yang beredar.

Namun di balik itu, spesifikasi yang ditawarkan memang tergolong mewah dan mampu menangani aplikasi terberat sekali pun dengan mudah. Dan yang tidak bisa dipungkiri adalah, kualitas audio (akustik) yang begitu memposona. Tertarik memilikinya? Penguna harus terlebih dulu merogoh kocek  cukup dalam. Karena Asus NX90 dibanderol USD 2.609 atau sekitar Rp 23 Juta-an.

Kelebihan:
+ Spesifikasi kelas atas
+ Suara akustik mantab
+ Penampilan unik

Kekurangan:
- Harga mahal
- Kualitas layar kurang baik
- Berat  

Spesifikasi:
  • Prosesor: Intel Core i7-720QM 1,6Ghz
  • RAM: 6 GB
  • Kartu grafis: NVIDIA GeForce GT 335M
  • Layar: 18,4 inchi, 1920 X 1080 pixel
  • Hardsik: 2 X 640GB
  • Dimensi: 530 x 275 x 43 mm
  • Bobot: 4,4 Kg

Lihat Selengkapnya......

Ada hal yang cukup menggiurkan dalam prosesor Intel Core i7-2600K. Meski digeber pada kecepatan tinggi, tidak ada gejala panas berlebih pada produk ini.

Core i7-2600K atau yang biasa dikenal sebagai salah satu keluarga Sandy Bridge, merupakan generasi kedua dari jajaran prosesor Intel Core i yang menduduki posisi tertinggi. Meski demikian produk ini dibanderol pada harga yang cukup masuk akal, yakni di kisaran USD 300.

Melihat dari spesifikasi yang diusungnya, produk ini jelas membawa segudang perbaikan. Misalnya terintergrasi dengan Graphic Processing Unit (GPU) yang konon bisa meningkatkan kinerja sistem. Baik ketika melakukan transcoding video, atau sekadar menyaksikan sajian High Definition (HD).

Selain itu ada fitur lain bertajuk Intel Quick Sync Video yang bisa memang dirancang untuk meningkatkan kualitas rendering prosesor ini. Hanya saja, fitur tersebut tidak aktif ketika pengguna memakai kartu grafis tambahan AMD Radeon atau Nvidia GeForce.

Secara default Intel Core i7-2600K berlari cukup kencang, yakni 3,4 GHZ dan dapat meningkat otomatis hingga 3,8 Ghz. Pun demikian jika merasa belum cukup, produk ini bisa di-overclock dengan mudah. Hanya bermodal cooling bawaan, prosesor ini bisa menyentuh kecepatan 4 Ghz.



Kencang, Adem, dan Hemat Daya
Tidak seperti generasi sebelumnya, Clarkdale, yang tergolong panas. Intel melakukan pembenahan pada arsitektur Sandy Bridge yang membuat prosesor ini cukup dingin, meski terus digeber pada kecepatan tinggi.

Intel Core i7-2600K memang terlahir dengan kecepatan 3,4 GHz dan secara otomatis bisa meningkat hingga 3,8 Ghz berkat fitur Turbobost. Namun jika dirasa belum cukup, prosesor ini masih bisa digeber lebih kencang karena memiliki multiplier yang tidak dikunci.

Hanya dengan pendingin bawaan, produk ini bisa mencapai 4 Ghz lebih dengan mudah. Bahkan jika ingin lebih serius, bisa ditingkatkan lagi dengan sistem pendingin yang lebih baik. Bahkan di beberapa kasus ada yang berhasil tembus hingga 5 Ghz. Wow!



detikINET coba sandingkan prosesor ini dengan motherboard GigaByte GA-P67A-UD4 yang menggunakan chipset Intel P67 Express. Hasilnya, temperatur hanya berkutat pada angka 25-30 derajat pada kondisi beban maksimun dengan casing terbuka. Terpaut sangat besar jika dibandingkan Core i7 965 yang mencapai 50 derajat pada kondisi yang sama.

Beberapa pengujian pun Intel Core i7-2600K lebih unggul dari Core i7 965. Meski tak terpaut jauh, namun performanya patut diacungkan jempol mengingat perbedaan harga yang nyaris dua kali lipat di pasaran.

Untuk catu daya, prosesor ini akan memakan sekitar 75 watt pada kondisi idle dan meningkat hingga 140 watt pada kondisi beban maksimal. Jadi sudah sepantasnya pengguna memakai power supply dengan kapasitas di atas 500 watt.



Performa

Rasanya memang belum afdol jika tidak mengukur performa Core i7-2600K dengan berbagai aplikasi pengujian. Sebagai bahan pertimbangan, detikINET tidak hanya melakukan benchmark sintetis, melainkan juga dengan kalkulasi rumit melalui Microsoft Excel.

Pada 3DMark 06, skor CPU yang berhasil ditorehkan Core i7-2600K mencapi 6681. Lebih unggul dari Core i7 965 yang hanya mendapat 5670. Sebagai catatan, Core i7 965 memiliki 4 core (8 thread), 3,2Ghz, dan sudah mengusung triple channel.

Dari hasil ini sudah terlihat jika performa tiap core di arsitektur Sandy Bridge ini terbilang baik, cukup pantas dengan banderol harga yang diberlakukan.

Selain pada 3DMark 06, hasil serupa juga didapat pada pengujian lain seperti CineBench, 3DMark Vantage, dan PC Mark Vantage.



Selain melalui aplikasi benchmark di atas, juga sedikit bermain dengan kemampuan mengolah file video yang menjadi salah satu andalan produk ini.

Mengkonversi format Mov ke MKV pada resolusi 1080 pixel membutuhkan waktu sekitar 3 menit 42 detik tanpa menggunakan GPU encoding. Itu untuk video berdurasi 5 menit dengan ukuran sekitar 400 MB.

Selain itu, pengujian juga dilakukan dengan simulai perhitungan table di Microsoft Excel menggunakan file Montecarlo dan Number Crunch. Hasilnya, setelah tiga kali pengujian Core i7-2600K mendapatkan angka 11 detik untuk Montecarlo dan 3401 milidetik untuk Number Crunch.

Kesimpulannya, Core i7-2600K mampu memberikan nilai lebih berkat performa yang dahsyat dan harga yang kompetitif. Meski sempat diterpa kabar kurang sebab dengan chiptset pendukung yang tidak berfungsi baik, namun prosesor ini tetap pantas menjadi rujukan para penggila komputer yang mementingkan performa.

Di pasaran, Intel Core i7-2600K dibanderol pada kisaran harga Rp 2,9 juta. Sedangkan beberapa seri di bawahnya seperti, Core i7 2600, Core i5 2500, Core i5 2400, Core i5 2300 dipatok mulai dari Rp 1,6 juta hingga Rp 2,6 juta.



Spesifikasi:
  • Proseor: Intel Core i7-2600K
  • TDP: 95W
  • Core/Thread: 4/8
  • Kecepatan: 3,4Ghz
  • Turbobosst: 3,8Ghz
  • L3 cache: 8MB
  • Socket: LGA 1155

Hasil Benchmark:
  • 3DMark 2006: 6681
  • 3Dmark Vantage: 23421
  • Montecarlo: 11,3 detik
  • Number Crunch: 3401 milidetik

Lihat Selengkapnya......

Baterai lithium-ion mungkin selama ini lebih dikenal hanya diperuntukkan bagi perangkat mobile macam ponsel dan kamera digital. Namun ternyata setelah dikembangkan sedemikian rupa, lithium-ion bisa juga jadi penyandang tenaga bagi kendaraan hybrid electric.

Para peneliti yang mampu mengungkap kemampuan menakjubkan baterai ini adalah Jusef Hassoun, Ki-Soo Lee, Yang-Kook Sun dan Bruno Scrosati dari University of Rome Spaienza, Italia dan Hanyang University, Korea Selatan. Studi mereka pun sudah dipublikasikan di jurnal American Chemical Society. Cara yang para peneliti itu lakukan adalah dengan meningkatkan performa dalam komponen elektroda yang digunakan di dalam baterai tersebut.

"Baterai ini pada intinya merupakan kombinasi baru antara katoda bertegangan tinggi dengan material anoda berstruktur nano. Ia juga dapat bekerja dengan kapasitas yang sangat stabil," ujar Scrosati ketika berbicara kepada PhsyOrg.com.

Dengan sejumlah inovasi yang mereka lakukan, baterai lithium ion yang dimaksud akhirnya bisa disulap untuk memberi tenaga bagi perangkat yang lebih besar. Salah satunya untuk mobil hybrid electric.

Misi yang dihadirkan pun sesuai dengan yang dibawa oleh mobil hybrid. Yakni hemat energi dan ramah lingkungan. Sebab, menurut Scrosati, baterai Lithium-Ion hasil kreasi timnya memiliki empat kelebihan.

"Yaitu dapat beroperasi lebih lama (sekitar 150-210 km/untuk kembali di-charge), bisa mencapai top speed lebih tinggi, biaya minim, dan menghadirkan performa dengan temparatur yang rendah," pungkasnya.

Lihat Selengkapnya......

IP Address Anda

Pengikut

Komentar Anda


ShoutMix chat widget

About this blog

Download Film Gratisss...