Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di Indonesia.
3. Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
www.suciptoardi.wordpress.com
JAKARTA - Polisi yang menyergap pembajak Kereta Api Gajayana di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, sempat menembakkan senjatanya untuk melumpuhkan pelaku.
Menurut informasi yang dihimpun di lokasi, Sabtu (27/8/2011), ada sekira 10 anggota Brimob yang menyergap kereta saat masuk ke Stasiun Pasar Senen.
Tiga pembajak Kereta Api Gajayana jurusan Malang-Jakarta, berhasil dilumpuhkan oleh polisi. Saat ini dua pelaku sudah dibawa ke Mapolda Metro Jaya, sementara satu orang melarikan diri.
“Ada tembakan dari kepolisian untuk mengamankan tersangka,” kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius, kepada wartawan, di lokasi.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suhardi Alius, kepada wartawan, di lokasi, mengatakan bahwa para pembajak tersebut bukanlah anggota jaringan teroris.
“Enggak, saya rasa itu terlalu jauh,” ujarnya, Sabtu (27/8/2011).
Dengan penjagaan ketat petugas gabungan Brimob dan TNI, kedua pelaku yang belum diketahui identitasnya itu selanjutnya digelandang ke Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut. Dari tangan pelaku aparat mengamankan sepucuk senjata api dan sebuah senjata tajam jenis sangkur.
Pelaku sempat mengaku oknum anggota TNI. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan. Kini pelaku, korban dan beberapa saksi sedang dimintai keterangan di Mapolda Metro Jaya.
Pantauan okezone di lokasi, ribuan pemudik yang sempat panik saat dilakukan penyergapan di jalur 3 atau jalur kedatangan, kini berangsur tenang setelah puluhan polisi meninggalkan Stasiun Senen.
Dijelaskan Wakapolda, penyergapan itu berawal dari laporan pihak Stasiun Senen yang yang menerima sinyal adanya hal gawat di atas Kereta Eksekutif Gajayana. Sekira pukul 09.00 WIB, ada peristiwa di Stasiun Trisi, posisinya enam stasiun setelah Cirebon. Ada tiga orang masuk ke lokomotif masinis.
“Mungkin minta diarahkan ketemu sama komandannya, untuk ikut kemauan mereka. Kereta jalan ke arah Jakarta, masinis memberi sinyal kepada Jakarta bahwa konsidi seperti itu, minta semua dibuka, tidak ada berhenti,” terangnya.
Seharusnya dari Stasiun Jatinegara, kereta langsung langsung ke Stasiun Gambir. “Tapi karena dibajak, kita lakukan penyergapan di sini. Masuk Senen kita sergap, kita amankan. Pengakuan tersangka sementara, oknum. Motifnya untuk ketemu komandannya tapi tidak jelas, bawa mirip senjata api dan pisau,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono dalam keterangannya kepada wartawan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (27/8/2011), membenarkan telah terjadi upaya pembajakan KA Gajayana nomor lokomotif 7101A.
Kereta ini dibajak sekira pukul 09.35 WIB ketika melaju dari Malang ke Jakarta. "Kereta ini berangkat dari Malang dalam keadaan kosong, mengirim rangkaian untuk keberangakatan pemudik (dari Jakarta) nanti malam," kata Sugeng.
Berikut kronologis pembajakan KA Gajayana:
1. Pukul 06.21 WIB, KA Gajayana melanjutkan perjalanan dari Stasiun Cirebon.
2. Pukul 06.54 WIB, KA Gajayana tertahan di sinyal masuk Stasiun Jatibarang.
3. Pukul 07.09 WIB, beberapa orang mencoba menghadang kereta di Stasiun Telagasari. Karena ada penghadangan, laju kecepatan kereta pun dikurangi. Satu orang naik ke lokomotif KA Gajayana.
4. Pukul 07.28-07.30 WIB, KA Gajayana berhenti di Stasiun Haurgeulis untuk menurunkan orang yang menyusup ke lokomotif.
Masinis KA kemudian melaporkan kepada pengendali Stasiun Cirebon bahwa penumpang di lokomotif KA Gajayana sudah diturunkan. Namun tanpa sepengetahuan masinis, penyusup kembali berhasil menaiki KA Gajayana.
5. Pukul 08.12 WIB masinis KA Gajayana Lebaran melakukan penyesuaian radio lokomotif dengan pengendali operasi kereta api daerah operasi (Daops) III Cirebon, agar perjalanan KA Gajayana diberikan aspek hijau-hijau atau perjalanan langsung ke Stasiun Gambir.
6. Pukul 08.14 WIB, KA Gajayana melewati Stasiun Cikampek.
7. Pukul 08.16-09.00 WIB, petugas yang berada di daerah operasi (Daops) I Jakarta memanggil masinis KA Gajayana melalui radio lokomotif, namun tidak ada respon. Karena itu petugas berinisiatif memberhentikan KA Gajayana di Stasiun Bekasi, namun gagal.
8. Pukul 09.08 WIB, petugas Daops I mendapatkan kontak dari masinis KA Gajayana. Dengan suara pelan masinis mengatakan tengah disandera. Masinis dalam kontak tersebut juga memohon kereta api dilangsungkan perjalanannya sampai Stasiun Gambir.
9. Pukul 09.10 WIB, KA Gajayana dicoba diberhentikan di Stasiun Jatinegara, namun gagal. KA Gajayana kemudian langsung diarahkan ke Stasiun Pasar Senen.
10. Pukul 09.12 WIB, kondektur KA Gajayana menerima telepon dari pegawai Stasiun Purwokerto, yang mengarahkan agar kereta api masuk ke Stasiun Pasar Senen. Masinis juga diminta melakukan penarikan rem darurat dari dalam rangkaian kereta.
11. Pukul 09.35 WIB, KA Gajayana masuk ke jalur 4 Stasiun Pasar Senen dengan menarik rem darurat yang dilakukan teknisi kereta api. Saat itu, polisi yang sudah bersiaga di jalur 4 langsung mengangkap pembajak.
Menurut Sugeng, masinis KA Gajayana Yodian Wiliarso mengaku mengendalikan laju kereta dalam tekanan. Pelaku pembajakan menempelkan pisau sangkur ke dadanya. Sugeng menambahkan, masinis juga melihat pucuk senjata api di tubuh pelaku, namun belum diketahui keaslian senjata tersebut.
Dia juga mengatakan dalam perjalanan kereta api Gajayana tidak mengangkut penumpang. Yang ada hanya kru kereta api dan petugas restorasi.
"Di lokomotif hanya ada masinis, asisten masinis, tekhnisi ada tiga orang dan petugas restorasi jumlahnya enam orang," ujarnya.
"Ditemui luka bekas memar di dada masinis, serta luka gores di tangan," ungkap Sugeng.
"Dengan kejadian itu, perlu kami informasikan ini tidak mengganggu operasional kereta secara keseluruhan," tegas Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono saat jumpa pers di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (27/8/2011).