Disini saya akan membahas mengenai hubungan antara konflik, keputusan, dan solusi pada suatu organisasi. Konflik merupakan suatu bentuk hubungan interaksi seseorang dengan orang lain atau suatu kelompok dengan kelompok lain, dimana masing-masing pihak secara sadar, berkemauan, berpeluang dan berkemampuan saling melakukan tindakan untuk mempertentangkan suatu isu yang diangkat dan dipermasalahkan antara yang satu dengan yang lain berdasarkan alasan tertentu.
Konflik dibagi menjadi dua yaitu :
1. Konflik vertical adalah suatu hubungan interaksi antara satu kelas sosial yang berbeda
1. Konflik vertical adalah suatu hubungan interaksi antara satu kelas sosial yang berbeda
tingkatan akibat adanya pertentangan kepentingan yang difasilitasi atau kelompok sosial
yang berbeda di satu pihak dengan satu kelompok di pihak lainnya.
2. Konflik horizontal adalah suatu hubungan interaksi vertikal (antar kelas sosial) yang
2. Konflik horizontal adalah suatu hubungan interaksi vertikal (antar kelas sosial) yang
memanfaatkan secara sengaja menciptakan konflik horizontal, dan atau sebaliknya suatu
konflik horizontal yang memanfaatkan / secara sengaja menciptakan konflik , sebagai
kamuflase atau cara untuk mendukung terwujudnya tujuan atau kondisi yang
dikehendaki.
Keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai melalui berbagai macam pertimbangan, dimana akan dipilih suatu kemungkin alternatif dari berbagai macam alternatif. Keputusan didasarkan pada fakta dan nilai, kemudian solusi adalah cara dimana kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terbaik. Setiap konflik yang terjadi pasti ada faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Setiap keputusan selalu ada risikonya, disinilah letak hubungan itu. Keputusan yang diambil mungkin tidak bisa diterima oleh pihak lain dan timbulah konflik itu sendiri. Jika konflik itu tidak diatasi tanpa ada solusi maka sangat mungkin konflik itu akan semakin membesar dan menyebar.
Pada tahap ini diperlukan solusi yang bisa diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. Cara penyelesaian mungkin bermacam macam tetapi disini saya mengambil contoh lewat perundingan. Dalam perundingan ini semua bebas berpendapat tapi juga harus sesuai norma yang berlaku, dilakukan dengan kepala dingin maka dalam perundingan tentu ada penengah yang bersifat netral. Bila semua pihak ingin solusi yang terbaik bagi kepentingan perusahaan atau organisasi (kepentingan bersama). maka solusi yang terbaik bagi semua itu akan tercipta.
0 komentar:
Posting Komentar