Buronan paling dicari Amerika Serikat (AS), Osama bin Laden, terkenal  pandai sembunyi. Berikut teknologi yang pernah dipakai AS untuk mengejar  buronan ini.
AS telah mengejar-ngejar Osama bin Laden sejak  peristiwa World Trade Center lalu (9/11) dan banyak cara yang tak  membuahkan hasil. Berikut cara-cara yang pernah dilakukan AS untuk  mengejar bin Laden.
Model pelacakan biologis
Geografer  University of California-Los Angeles (UCLA) Thomas Gillespie dan John  Agnew membuat model pencarian pemimpin teroris itu menggunakan teknik  yang sama untuk melacak binatang dan pola migrasinya.
Murtaza  Haider dari Ted School of Management Ryerson Unversity mengatakan,  “Profesor geografi UCLA menggunakan analisa spasial guna menentukan  tempat persembunyian bin Laden”.
Sejumlah model biologis bisa sangat berguna dalam mencari bin Laden.
Pertama  disebut teori distance decay (DD). Teori ini menggambarkan efek jarak  pada budaya atau interaksi spasial. Kemungkinan menemukan hewan lain  menurun secara eksponen saat pergi lebih jauh dari tempat tinggal.
Kedua  disebut island biogeography (IB), teori ini merujuk pada wilayah  habitat yang dikelilingi wilayah yang tak bisa ditinggali.
Melalui  kedua cara itu, informasi mengenai hewan tertentu akan dipersempit pada  tempat hewan bisa ditemukan. Melalui DD, bin Laden diketahui tak akan  pergi jauh dari tempat terakhir ia diketahui. Melalui IB, bin Laden  diketahui berpeluang besar dapat ditemui di kota besar.
Rock Phone
Osama  bin Laden diduga bersembunyi di gua di pegunungan Afghanistan atau  Pakistan. Tentara AS berencana membeli sistem komunikasi inovatif  bernama Rock Phone.
Perangkat ini bisa menembus gua, terowongan,  tambang, dan struktur bangunan besar yang tak bisa ditembus frekuensi  radio. Hal ini memungkinkan tentara saling berbicara dari bawah tanah  ketika mendekati pemimpin paling dicari itu.
Penyedia perangkat  ini, Ultra Electron, juga memasok tentara AS dengan perangkat peledak  khusus yang diberi nama MI-RAMS. Perangkat ini mampu memancarkan sinyal  melalui batu atau bumi untuk meledakkan bom dari jarak jauh. Untuk itu,  AS menghabiskan dana US$5,7 juta (Rp 48,8 miliar).
Dibuat Oleh
DimaZ Story





0 komentar:
Posting Komentar